Hancurnya cinta

>> Tuesday, May 24, 2011

Hancurnya cinta
Rintik hujan terdengar berirama membawa ketenteraman dalam jiwa, di mana siang hari sinar matahari seperti terhalang oleh pekatnya awan hitam, desir angin yang dingin meliung masuk melalui cela-cela kecil sebuah rumah yang sederhana.
Seorang wanita bertudung dan memakai jaket tebal duduk disofa ruang tamu rumah sederhana itu, desir angin yang dingin tak sedikitpun dihiraukan, begitu asyik ke dua matanya yang sayu menatap Al-Quran yang sedang dibaca, sesekali mengangkat sebelah alisnya menandakan begitu serius pembacaan Al-Quran seolah yang baru dibeli dan berenang dalam barisan berita hangat yang sedang dibaca.
Setelah beberapa lama ketenangan dalam hembusan angin yang dingin menyelimuti suasana rumah yang sederhana itu, tiba-tiba sesuatu yang tak terduga terjadi.

" BLARR.... "

Seorang gadis yang lebih muda darinya membanting pintu dengan keras sambil menangis tersedu-sedu berlari masuk ke kamar yang ada di ruang tengah, seketika suasana yang penuh ketenangan dan kedamaian hancur bagaikan diterjah badai.
Dengan wajah penuh kebingungan perempuan yang ada di ruang tamu itu meletakkan A-Quran diatas meja kemudian berjalan menuju ruang tengah hendak menyusul ke kamar seorang gadis yang sedang menangis tersedu-sedu yang tidak lain adalah adiknya sendiri.
Tanpa berlengah terus memasuki ke kamar ruang tengah itu, mendekati adiknya yang sedang terlentang di atas tempat tidur sambil menangis tersedu-sedu, dengan ucapan penuh kasih sayang seorang kakak, mencuba bertanya yakni bermaksud untuk menenangkannya.

" Kenapa Ulfa...?? Kenapa kamu menangis...?? "

" Kakak... hik.. hik.. hik.. "

Jawapan dengan diisi tangis semakin teresak sambil memeluk kakaknya erat-erat, dengan penuh kasih sayang  seorang kakak mencuba menenangkan serta mengulangi pertanyaannya kembali sambil mengusap-usap rambut adiknya yang indah dan panjang bagaikan mahkota bidadari.

" Kenapa Ulfa...??   Apa yang membuat mu seperti ini...?? "

" Aku putus dengan Fiki... kak.. hik.. hik.. hik.. " 

Jawapan dengan suara yang terputus-putus, seraya tangisnya semakin teresak dan memeluk kakaknya semakin erat, kakak hanya tersenyum mendengarkan jawapan adiknya.

" Ooo... jadi cuma itu masalahnya...?? "

" Fiki mengkhianati aku kak! "

Mulutnya  mengisak dan matanya  menangis tiada henti..

" Terus kenapa adik menangis...?? seharusnya Ulfa bertenang...tenang... "

 " Maksud kakak apa ? aku harus tenang ? aku sedih kak! "

" Tahan emosi kamu dengarkan kakak dulu... di dunia ini siapa yang paling kamu cintai jujur... "

" Aku memang masih mencintai pengkhianat itu kak! "

" Oooh, begitu... jadi Ulfa... lebih mencintainya daripada mencintai Allah dan  Rasulullah Ulfa...? Juga tidak tiga kali mencintai ibu kita dari pada ayah kita ? "

" Dan pernahkah adik menangis kerana cinta kepada Allah... "
" Pernahkah adik bersedih kerana rindu pada Rasulullah... ? "
" Pernahkah orang yang adik cintai memberi kasih saying melebihi kasih sayang seorang ibu... ? "

Kata kakak dengan tegas berusaha memberi pengertian pada adik kesayangannya.

" Maksud kakak ? "

" Begini adikku yang manis.. Adik.. boleh mencintai yang lain selain Allah tapi jangan sampai adik terlena oleh cinta selain kepada Allah kerana adik akan mabuk oleh  syahwat.. yang sengaja syaitan hias sedemikian rupa !! "

" Lalu bagaimana cara Ulfa.. mencintai-Nya kak.. ?? "
" Aku selalu meninggalkan perintah-Nya dan menjalani larangan-Nya ? "

" Jangan berputus asa adikku. Lebih baik mulai sekarang kau memakai tudung, membatasi pergaulanmu dengan lelaki, mengerjakkan solat baik fardhu atau jika adik sanggup kerjakanlah yang sunnah jangan main-main ya... Nah, jika adik lakukan itu semua  adik pasti boleh  mencintai Allah lebih dari segalanya...! "


Kata-kata kakak membuat jiwanya tenang dan menyejukkan hatinya. Membuatkan Ulfa tersedar dari kehidupan yang selama ini membelenggunya.

0 komen:

  © Aliffcullen.blogspot.com

Kembali ke ATAS